Jumat, 22 Juni 2012

METODE TBT - BLOCK CAVING

TAMBANG BAWAH TANAH (BLOCK CAVING)


Penerapan metode caving (ambrukan) memanfaatkan:
1.       Berat bijih, atau
2.       Tekanan batuan diatasnya, atau
3.       Keduanya secara bersamaan
Sehingga penambangan menjadi lebih murah dan tersedia fasilitas penyanggaan secara otomatis. Bagian atas undercut dari endapan akan runtuh mengisi ruang pada undercut tersebut, dan kegiatan peledakkan akan dikurangi atau dihemat secara besar-besaran.

Pada kegiatan penambangan bijih, daerah kerja akan diisi oleh broken ore diatasnya, sehingga tidak perlu melakukan penyanggaan terhadap bijihnya. Tingkat kesuksesan metode caving tergantung:
1.    Bila semakin besar kecenderungan bijih untuk pecah/hancur dengan sendirinya (karena tekanan bijih itu sendiri dan tekanan tanah penutup).
2.     Bila semakin mudah batuan diatas bijih untuk runtuh dan mengisi daerah kosong.
3.     Bila diijinkan terjadi amblesan di atas permukaan tanah.

I.        SUB-LEVEL CAVING
Dikembangkan dari metode top slicing, dan sekarang sangat populer karena dimungkinkan melakukan mekanisasi. Metode sublevel caving yang baik diterapkan di Craigmont Mines Ltd di British Columbia:
ü  Diterapkan sejak tahun 1967.
ü  Untuk menggantikan open pit karena batuan dinsing terlalu lemah (inkompeten).
ü  Lebih ekonomis dan efisien dibandingkan cut and fill untuk batuan lemah yang sama.

Urutan kegiatan sublevel caving di Craigmont:
1.  Haulage drift berjarak 31 feet secara vertikal, dan dihubungkan dengan ramp dengan kemiringan 20%.
2.   Drift produksi (terhubung dengan dari haulage drift) dibuat menembus badan bijih dengan interval 25 feet.
3.   Dibuat slot raise sepanjang 50 feet menembus bijih disetiap ujung drift produksi.
4.   Membuat pemboran kipas (fan drilling) sebanyak 10-12 lubang membentuk sudut 800.
5.   Meledakkan dua buah pemboran kipas dimulai dari slot raise.
6.  Melakukan penarikan broken ore dengan LHD dan menumpahkan ke ore pass, sampai sebagian waste ikut terambil.
7.  Langkah nomor 5 diulangi sampai seluruh bijih terambil dan rongga akan diisi oleh waste runtuhan open pit.

Aplikasi penerapan metode ini, antaralain:
1.       Badan bijih besar dan cukup kompeten, yang tidak cocok untuk sublevel stoping ataupun block caving (karena tidak cukup baik menghasilkan caving).
2.       Badan bijih sempit kemiringan 500-900 (steeply) dan mempunyai dimensi vertical.
3.       Sebagai pengganti metode cut and fill.
4.       Cocok untuk badan bijih segala kedalaman, dan tidak memerlukan dinding yang kompeten.
5.       Terjadi runtuhan yang menerus pada hanging wall selama proses pengambilan bijih.
6.       Kondisi yang dijinkan terjadinya dilusi dan losses.
7.       Untuk kondisi dimana mineral berharga dan waste rock mudah dipisahkan (misal: pemisahan magnetik).
8.       Metode ini relatif baru dan belum secara menyeluruh dimengerti, tetapi terus dikembangkan.

Keuntungan dalam penerapan metode ini, antaralain:
1.       Mudah dilakukan mekanisasi.
2.       Tidak ada pillar yang ditinggalkan.
3.       Produksinya besar.
4.       Dapat dilakukan seleksi pada bijih.
5.       Development dilakukan pada bijih itu sendiri.
6.       Merupakan metode paling ekonomis dan aman untuk batuan inkompeten.
7.       Development opening tidak selalu harus secara dipertahankan terus menerus.
8.       Caving pada dinding akan membantu proses pengecilan broken ore.

Sedangkan, Kerugian dalam penerapan metode ini, antaralain:
1.       Dilusi tinggi (sifat inheren), semakin tinggi dilusi maka semakin tinggi mining recovery.
2.       Penambangan tidak terkonsentrasi: pengawasa sulit

II.      BLOCK CAVING
Diperlukan pembuatan undercuting di bawah suatu blok bijih yang besar, sehingga memungkinkan blok bijih tersebut ambruk. Urutan kegiatan penambangan sublevel caving:
1.       Pembuatan crosscuts sistimatis di bawah badan bijih.
2.       Dari crosscuts dibuat finger raise menembus bijih.
3.       Bijih digali dibagian bawahnya membentuk undercut, sehingga runtuh dan hancur oleh berat bijih dan berat batuan diatasnya (overlying capping) membentuk broken ore yang cukup kecil untuk ditarik melalui draw point.
4.       Runtuhan biasanya menerus sampai ke permukaan bumi, apabila overburden telah ikut terpengaruh oleh penarikan broken ore.
5.       Penarikan bijih terus berlangsung sampai terlihat material overburden pada draw point.

Saat ini telah berhasil menangani blok bijih dengan tinggi 50 meter sampai 350 meter. Kriteria sukses operasi block caving, antaralain:
1.       Apabila blok bijih yang besar dapat cepat hancur.
2.       Perolehan broken ore memadai.
3.       Dilusi kadar minimum.
4.       Kerusakan relatif kecil pada bukaan-bukaan yang dipersiapkan selama development.

Aplikasi dalam penerapan metode ini, antaralain:
1.       Urat lebar dan lapisan tebal, cebakan homogen, overburden bersifat segera runtuh.
2.       Batuan penutup (caving) mempunyai sifat runtuh.
3.       Bijih cukup kuat (tidak runtuh) saat development, dan segera runtuh bila undercut diledakkan.
4.       Daerah bijih relatif kering: menghindari terbentuk lumpur yang akan mempersulit kontrol penarikan broken ore.
5.       Kadar homogen: block caving tidak selektif.
6.       Ideal untuk cebakan porphyry copper: mempunyai bijih dan caving lemah (tembagapura, papua)

Keuntungan penerapan metode ini, antaralain:
1.       Biaya penambangan rendah.
2.       Output tinggi: 10.000 – 100.000 ton/hari.
3.       Mekanisasi: tenaga buruh sedikit.
4.       Timber sedikit: mengurangi bahaya kebakaran.
5.       Produksi terkonsentrasi: pengawasan mudah.
6.       Kecelakaan tambang rendah

Sedangkan, Kerugian dalam penerapan metode ini, antaralain:
1.       Modal besar, dan developmen lama.
2.       Dilusi broken ore dengan waste rock.
3.       Bijih kadar rendah pada capping dan batas badan bijih akan hilang (tidak terambil).
4.       Tidak fleksibel, tidak dapat diubah ke metode lain.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar