Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi
material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas
kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi
yang kemudian mengalami pembatuan.
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Dibanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80%. Berdasarka ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1. Batuan Sedimen Klastik Yaitu batuan sedimen yang terbentuk
berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi
yang selanjutnya mengalami diagenesa.
2. Batuan Sedimen Non Klastik yaitu batuan sedimen yang tidak
mengalami proses transportasi. Pembentukannya adalah kimiawi dan organis. Sifat
– sifat utama batuan sedimen :
a. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan
adanya proses sedimentasi.
b. Sifat klastik yang menandakan bahwa butir – butir pernah lepas,
terutama pada golongan detritus.
c. Sifat jejak adanya bekas –
bekas tanda kehidupan (fosil).
d. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum,
kalsit, dolomite dan rijing.
Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya
mengandung 5% yang diketahui di litofera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian
benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di
permukaan bumi, batuan – batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%,
sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja.
Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang
tebal sekali. Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2
kilometer ketebalan yang tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya
tidak terlihat, setiap singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan
umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan dipenuhim
oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak
pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki
bervariasi dari yang lebih tipis darim0,2 kilometer sampai lebih dari 3
kilometer, sedangkan ketebalan rata – rata sekitar 1 kilometer.
Total volume dan massa
dari batuan – batuan sedimen di bumi memiliki perkiraan yang berbeda – beda,
termasuk juga jalan untuk mengetahui jumlah yang tepat. Beberapa ahli dalam
bidangnya telah mencoba untuk mengetahui ketebalan rata – rata dari lapisan
batuan sedimen di seluruh muka bumi. Clarke (1924) pertama sekali memperkirakan
ketebalan sedimen di paparan benua adalah 0,5 kilometer. Di dalam cekungan yang
dalam, ketebalan ini lebih tinggi, lapisan tersebut selalu bertambah
ketebalannya dari hasil alterasi dari batuan beku, oksidasi, karonasi dan
hidrasi. Ketebalan tersebut akan bertambah dari hasil rombakan di benua sehinngga
ketebalan akan mencapai 2.200 meter. Volume batuan sedimen hasil perhitungan
dari Clarke adalah 3,7 x 108 kilometer kubik.
(Danang Endarto, 2005).
(Danang Endarto, 2005).
I.
Penggolongan Dan Penamaan Batuan Sedimen
Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen telah dikemukakan
oleh para ahli, baik berdasarkan genetis maupun deskriptif. Secara genetik
disimpulkan dua golongan
(Pettjohn, 1975 dan W.T. Huang, 1962)
(Pettjohn, 1975 dan W.T. Huang, 1962)
1.
Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus
atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan
sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan
dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini
berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut
berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun
dilingkungan laut.
Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi
pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung
tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir
bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut
termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus
halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan
yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari
laut dangkal sampai laut dalam.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis
maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan.
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalmi diagenesa yakni, proses proses – proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras.
Proses diagenesa antara lain :
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalmi diagenesa yakni, proses proses – proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras.
Proses diagenesa antara lain :
a. Kompaksi Sedimen, yaitu termampatnya butir
sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat beban di atasnya.
Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang
lain menjadi rapat.
b. Sementasi, yaitu turunnya
material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi mengikat
butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat
kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.
c. Rekristalisasi, yaitu
pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari
pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi
sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.
d. Autiqenesis, yaitu
terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya mineral
tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang
umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dll.
e. Metasomatisme, yaitu
pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan
volume asal.
2.
Batuan Sedimen Non Klastik.
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa
juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi
langsung atau reaksi organik.
Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu:
Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu:
1.
Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam
golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan
tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.
2.
Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan
laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau,
serpih, batu lempung dan Nepal.
3.
Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska,
algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan
dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses
pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan
proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis
batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material
penyusunnya.
4.
Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross
organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang
(chert), radiolarian dan tanah
diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
5.
Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki
larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan
danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan
unsur-unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan
maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang
termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.
6.
Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari
tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun
oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan
terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia
harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati
tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.(Danang Endarto, 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar