Jumat, 06 Juli 2012

KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDS. GENESA


I.        Pengertian dan Genesa Batuan Beku
Batuan Beku adalah Kumpulan interlocking agregat mineral-mineral silikat hasil magma yang mendingin ( Walter T. Huang, 1962 ). Sedangkan menurut Graha (1987) adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika cair dan pijar, yang kita kenal dengan magma.

Batuan beku meliputi sekitar 95 % bagian teratas kerak bumi (15km) tetapi jumlahnya yang besar tersebut sering tidak tampak karena tertutupilapisan yang relatif tipis dari batuan sedimen dan metamorf. Batuan beku merupakan hasil kristalisasi magma, cairan silika yang mengkristal atau membeku di dalam daan di permukaan bumi. Temperatur yang tinggi dari magma (900°C – 1000°C) memberikan suatu perkiraan bahwa magma berasal dari bagian yang dalam dari bumi. Semua material gunung berapi yang dikeluarkan ke permukaan bumi akan mendingin dengan cepat, sedang proses pembantukan batuan beku yang terjadi di bawah permukaan bumi berlangsung lama. Dalam suatu magma yang mengandung unsur O, Si, Mg, dan Fe maka mineral dengan titik beku tertinggi Mg-olivin (forsterite), akan mengkristal pertama kemudian diikutioleh Fe-olivin (fayelite). Pada magma yang kaya akan komponen plagioklas, maka anortit akan megkristal dahulu kemudian didikuti yang lainnnya sampai albit. Kristalisasi semacam ini terjadi akibat reaksi menerus yang terjadi pada kesetimbangan antara cairan dan endapan kristal sebagai fungsi turunan temperatur (Subroto, 1984).

II.      Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genesanya
Klasifikasi batuan beku secara genetika didasarkan pada tempat terbentuknya. Batuan beku berdasarkan genesa  dapat dibedakan menjadi:
ü  Batuan Beku Intrusif (membeku dibawah permukaan).
ü  Batuan Beku  Ekstrusif (memebeku di permukaaan).

1.       Batuan Beku Intrusif
Proses batuan beku intrusif sangat berbeda dengan dengan kegiatan batuan vulkanik, karena perbedaan dari tempat terbentuknya dari kedua jenis ini. Menurut Graha (1987) tiga prinsip dari tipe bentuk intrusi batuan beku, bentuk dasar dari geometri adalah:
1.1. Bentuk Tidak Beraturan
Pada umumnya berbentuk diskordan (memotong dari lapisan massa batuan) dan  biasanya memiliki bentuk yang jelas dipermukaan bumi. Penampang melintang dari tubuh pluton (intrusi dengan bentuk tidak beraturan) memperlihatkan bentuknya yang besar dan kedalamnaya tidak diketahui batasnya. Contoh batuan  yang berbentuk seperti ini adalah batolit, singkapan dipermukaan  memiliki luas sampai 100 km persegi. Sedangkan contoh lainya adalah stok, hampir sama sifatnya tetapi berbeda ukurannya

1.2. Bentuk Tabular
Intrusi berbentuk tabular mempunyai dua bentuk yang berbeda, yaitu dike (retas) mempunyai bentuk diskordan (tubuh intrusi memotong dari lapisan masa batuan) dan Sill mempunyai bentuk konkordan (tubuh intrusi sejajar dengan lapisan batuan). Dike adalah intrusi yang memotong batuan induk, kadang kontak hampir sejajar. Kenampakan di lapangan dike dapat berukuran sangat kecil dan dapat pula berukuran sangat besar. Sedangkan sill adalah batuan beku yang diintrusikan diantara dan sepanjang lapisan batuan sedimen, dengan ketebalan dari beberapa mm sampai beberapa km. Contoh lainya adalah lakolit dan lapolit.

1.3. Bentuk Pipa
Tipe ketiga dari tubuh intrusi, relative memilki tubuh yang kecil, hanya pluton-pluton diskordan. Bentuk yang khas dari grup ini adalah intrusi-intrusi silinder atau pipa. Sebagian besar merupakan sisa dari korok suatu gunungapi tua, biasa disebut vulkanik nek (teras gunungapi). Kenampakanya dilapangan berbentuk silinder, berukuran besar tetapi kedalamannya tidak diketahui.

2.       Batuan Beku Ekstrusif
Batuan ekstrusif terdiri atas semua material yang dikeluarkan ke permukaan bumi baik di daratan ataupun di bawah permukaan laut. Material ini mendingin dengan cepat,ada yang berbentuk padat, debu atau suatu larutan yang kental dan panas, cairan ini biasa disebut dengan lava (Graha, 1987).

Lava merupakan magma yang telah keluar dari kerak bumi. Ada 2 tipe magma yaitu magma asam dan magma basa. Magma basa  mengandung silika yang rendah dan viskositas relatif rendah. Magma basa yang telah keluar ke permukaan bumi sebagai lava basaltis. Sedangkan magma asam  memilki kandungan silika yang tinggi dan viskositas relatif tinggi (Graha, 1987).

Sedangkan campuran antara batuan dengan butiran halus yang sering berasosiasi  dengan batuan vulkanik disebut batuan piroklastik. Percampuran dari fragmen batuan yang besar dengan lava dan debu vulkanik, sehingga membentuk agglomerate. Dan dari butiran halus  seperti debu dan fragmen batuan maka akan membentuk tuff (Graha, 1987).

Selain pembagian di atas, batuan beku berdasarkan genesa  juga dapat dibagi menjadi 3 kelompok (Subroto1984), yaitu :

a. Batuan Beku Volkanik
yang merupakan hasil proses vulkanisme, produknya biasanya mempunyai ukuran kristal yang relative halus karena membeku dipermukaan atau di dekat permukaan bumi. Batuan beku volkanik  dibagi menjadi batauan beku volkanik intrusif, batuan beku  volkanik ekstrusif  yang sering disebut dengan batuan beku fragmental dan batuan beku volkanik efusif.

b. Batuan beku plutonik
terbentuk dari proses pembekuan magma yang jauh didalam bumi, mempunyai kristal yang berukuran kasar.

c. Batuan beku hipabisal
yang merupakan produk intrusi minor, mempunyai kristal berukuran sedang atau campuran antara halus dan kasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar